Rabu, 09 Maret 2011

Assesment Pembelajaran


TES, PENGUKURAN, PENILAIAN  DAN
AUTHENTIC  ASSESSMENT



Kegiatan manusia normal merupakan kegiatan bertujuan. Setelah melakukan kegiatan manusia normal  memiliki kecenderungan kuat untuk mengetahui seberapa pencapian kegiatan telah mencapai tujuan/sasaran yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan dan psikologi, upaya yang dilakukan  untuk mengetahui seberapa tujuan itu telah tercapai disebut dengan istilah tes, pengkuran dan penilaian.
Sering kali istilah-istilah ini dianggap sama maknanya oleh orang awam. Sebenarnya ketiga istilah itu memiliki makna yang berbeda dalam dunia pendidikan.

1. Tes
Tes merupakan seperangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang dimaksudkan. Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan pendidikan tes merupakan seperangkat kegiatan aatau alat  yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan yang telah dirancang dan pelaksanaan pencapainya. Tes merupakan suatu alat untuk mengumpulkan informasi tentang ketercapaian tujuan pembelajaran atau pendidikan. Dengan demikian tes tidak terlepas dari suatu proses pembelajaran atau pendidikan secara keseluruhan. Secara lengkap tes merupakan suatu pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Ini berarti bahawa setiap tes menuntut keharusan adanya respon dari subjek (orang yang di tes) yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait atau atribut yang dimiliki oleh subjek yang sedang dicari informasinya. Agar dapat memperoleh informasi secara akurat tes harus dirumuskan secara akurat, agar peserta tes dapat mengetahui secara akurat informasi yang diminta oleh butir tes.


2.     Pengkuran
            Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Karakteristik dari pengukuran adalah penggunaan angka atau skala tertentu dan menggunakan suatu aturan atau formula tertentu. Pengukuran atribut antar objek (orang / hal) berbeda-beda. Hal ini karena beberda-beda tingkat kekomplekan antar atribut atau karakteritik suatu abjek. Mengukur tinggi, berbeda dengan mengukur pendengaran, dan berbeda pula dengan bidang pesikologik dan pendidikan. Dalam hal yang terakhir tidak semua orang dapat memahaminya dan melakukannya. Karena hal ini menuntut keahlian atau latihan tertentu.
Pengkuran pendidikan merupakan salah satu pekerjaan profesional guru, intruktur dan atau dosen. Tanpa kemampuan melakukan pengkuran pendidikan, seorang guru atau dosen tidak akan dapat mengetahui dengan persis di mana ia berada pada suatu saat atau pada suatu kegiatan.
            Berdasarkan definisi tersebut terdapat dua karakteristik pengukuran utama yaitu penggunaan angka atau skala tertentu, dan menurut suatu aturan tertentu. Pengkuran menggunakan angka atau skala tertentu, maka untuk lebih memahami penggunaan angka atau skala tersebut para dosen dituntut untuk mengetauhi dan memahami karakteristik angka atau skala. Ada 4 klasifikasi skala yaitu:
(1)  Skala nominal: bersifat kategorikal. Misal bila sebutir soal dapat dijawab oleh mahasiswa, maka ia mendapat skor 1, jika ia menjawab salah maka ia memperoleh skor 0 (nol).
(2)  Skala ordinal: angka yang menujukkan adanya urutan, tanpa mempersoalkan jarak antar urutan tersebut. Misalnya angka yang menunjukkan urutan ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah tertentu. Mahasiswa yang memperoleh ranking satu 1 tidak berarti dua kali lebih pandai dari mahasiswa rangking dua.
(3)  Skala Interval: angka yang menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan. Misalnya; Jarak Km 1 dengan Km 2 sama dengan jarak antara Km 3 dengan Km 4 dan seterusnya.
(4)  Skala rasio: angka yang memiliki semua karakteristik angka/skala yang terdahulu dan ditambah satu karakteristik lagi, yaitu skala tersebut berlanjut terus ke atas dan ke bawah. Jadi memeiliki nol mutlak. Misalanya: bila ada tiggi badan manusia 75 cm dan yang lainnya 150 cm, maka tinggi yang pertama setengah dari yang kedua. Sebaliknya seseorang yang memeiliki IQ: 70 dan yang lain IQ: 140, tidak dapat dikatakan orang kedua dua kali lebih cerdas dari yang pertama, karena skala IQ adalah skala interval.
3.     Penilaian
            Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-non tes. Jadi maksud penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu. Tidak hanya memebrikan jawababn tentang apa, tetapi diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program berdasarkan standar atau tujuan yang diharapkan. Ada dua macam penilaian dalam pendidikan/ hasil pembelajaran, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sedangkan penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pengkuliah ke unit pengkuliah berikutnya.
            Berdasarkan uraian tersebut maka dapat kita ketahui bahwa tes, pengukuran dan penilaian adalah saling berhubungan. Penilaian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, yang menggunakan tes sebagai alatnya. Tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Dapat saja informasi tentang hasil belajar tersebut diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya. Misalnya dapat digunakan alat ukur nontes, seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.

Keguanaan Tes, Pengukuran dan Penilaian dalam Pendidikan
a.      Seleksi
b.     Penempatan
c.      Diagnosis dan remedial
d.     Umpan balik
e.      Memotivasi dan membimbing belajar
f.       Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
g.      Pengembangan ilmu

Penggunaan Tes
Ada beberapa petunjukk praktis yang hendaknya diatati oleh dosen dalam tes:
a.      Pelaksanaan tes hedaknya diberi tahu terlebih dahulu kepada peserta tes. Hanya karena pertimbangan tertentu yang sangat penting yang dapat membenarkan dosen tidak memberi tahu terlebih dahulu kepada mahasiswa.
b.     Sebaiknya dosen menjelaskan cara menjawab yang dituntut dalam suatu tes.
c.      Sebaiknya dosen justru memotivasi peserta tes mengerjakan tesnya secara baik. Jangan sampai dosen menakut-nakuti mahasiswa dengan tes.
d.     Bila dosen menggunakan tes baku, maka hendaknya dosen tersebut bertanggung jawab penuh terhadap keamanan tes tersebut. Tidak ada tes baku yang boleh digunakan dalam latihan.
e.      Seseorang dosen dapat menggunakan hasil tes untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta tes, asalkan hal tersebut tetap mejadi rahasia peserta tes dan pendidik yang bersngkutan.
f.       Dosen hendaknya menghindari diri dari keterlibatan dalam bimbingan tes yang dapat mengganggu proses belajar mahasiswa.
g.      Dosen hendaknya tidak mengembangkan butir soal atau perangkat soal yang peralel dengan suatu tes baku dengan maksud untuk digunakan dalam bimbingan tes.
h.      Adalah tidak etis untuk mendiskriminasikan mahasiswa tertentu atau kelompok tertentu yang boleh mengikuti suatu tes atau melarang mengikuti tes.
i.        Adalah tidak etis untuk meperpanjang waktu atau menyingkat waktu dari yang ditentukan oleh petunju tes.
j.       Dosen tidak boleh meningkatkan rasa cemas peserta tes dengan penjelasan yang tidak perlu.

AUTHENTIC ASSESMENT
          Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan authentic assessment yaitu achievement assessment, performance assessment, alternative assessment dan portofolio assessment. Assessment merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi tentang seberapa kemajuan suatu kegiatan yang dilaksanakan itu telah tercapai. Dalam kegiatan ini mencakup di dalammnya ingin memeproleh informasi apa hambatan-hamabatan yang dirasakan yang dicapai dan seberapa kemajuan yang dicapai atau seberapa ketercapaian program.
Achievement assessment merupakan merupakan pengertian umum terhadap semua usaha untuk mengetahui, mengukur dan mendiskripsikan hasil belajar peserta didik, baik yang dilakukan dengan tes, pencil and paper test, performance assesment maupun semua bentuk upaya memperoleh informasi kemajuan belajar peserta didik.
Performance assesment (asssemen kinerja) merupakan assessmen yang menhendakai siswa mendemonstrasikan kemapuan baik pengertian maupun ketrampilan dalam bentuk kinerja yang nyata yang ditunjukkan dalam bentuk suatu tugas atau seperangkat tugas. Contoh assessmen kinerja: kemampuan menuliskan suatu cerita, penampilan berpidato, melakukan suatu eksperimen, membuat latar belakang penelitian, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mengoperasionalakn suatu mesin dan lain-lain. Kreteria assesemn kinerja:
a.      Multi krteria
b.     Standar kulaitas yang spesifik (terukur)
c.      Adanya judment penilaian.

Tugas-tugas assemen kinerja dapat diwujudkan dalam bebrbagai bentuk:
a.      Computer adaptive testing (menuntuk peserta tes untuk mengekspresikan diri sehingga dapat menunjukkan tingkat kemampuan nyata)
b.     Tes pilihan ganda yang diperluas (bukan hanya menuntuk jawaban benar tetapi menuntut mahasiswa berfikir mengapa memilih jawaban yang dianggap benar)
c.      group performance asssessment (tugas-tugas yang harus dikerjakan mahasiswa secara berkelompok)
d.     Individual performance assessment
e.      Interview
f.       Observasi
g.      Portofolio
h.      Project, demonstration or exhibition
Untuk menhindari subjektivitas, dosen perlu merumuskan rubric atau kreteria dalam assesmen kinerja.

Contoh scoring rubric untuk kemampuan menulis:
Skor
Deskripsi
4
·        Isi seluruh tulisan menarik
·        Alur pikiran lancar, terjemahan baik
·        Pengorganisasian topik baik
·        Penggunaaan struktur kalimat bagus
3
·        Sebagian isis kurang menarik
·        Alur pikiran lancar, tetapi beberapa terjemahan jelek
·        Ada pengorganisasian topik, tetapi masih ada kelemahan-kelmahan
·        ada kesalahan kecil secara mekanis
2
·        Isi kurang menarik dengan kehilangan fokus
·        Alur pikir terpotong-potong dengan beberapa terjemahan jelek
·        Pengorganisasian kurang, dengan pnyimpangan topik
·        kesalahan mekanis sangat serius
1
·        Fokus tidak jelas
·        Kalimat terputus-putus dan bertele-tele
·        Pengorganisasian sangat jelek
·        Banyak keslahan secara mekanis dan struktur kalimat lemah.

Contoh lain
Seseorang akan mendapatkan nilai  sempurna (A) bila  tugas dikerjakan dengan jelas dan logik keterkaitan aspek-aspek berikut.
a.      Sistematika “laporan terjemahan chapter”  mencerminkan secara jelas: (i) Judul chapter; (ii) bagian pendahuluan: chapter tersebut dari buku apa, hakekat isi chapter, aspek-aspek pokok isi chapter, nilai manfaat isi chapter dalam peningkatan profesionalitas anda dalam manajemen pendidikan; (iii) isi parafrase chapter; (iv) pembahasan isi chapter dengan merujuk berbagai buku acuan atau artikel dan hasil penelitian yang terkait ; (v) kesimpulan; (vi) saran, dan (vi) daftar rujukan.
b.     Sedangkan “makalah individual” mencerminkan secara jelas (i) judul makalah; (ii)  bagian pendahuluan: mengandung latar belakang logik judul artikel, masalah, tujuan dan aspek-aspek yang dibahas; (ii) jabaran aspek-aspek yang dibahas; (iv) pembahasan dengan berbagai rujukan buku, artikel atau hasil penelitian; (v)  keseimpulan; (vi) saran; (vii) daftar rujuakan.
           
Rubrik ini akan lebih baik lagi bila dijabarkan secara lebih rinci, seperti apa rubrik untuk skor B, C dan sterusnya.

Alternative assessment sering dipertukarkan dengan istilah authentic assessment yaitu suatu bentuk assessment yang tidak hanya tergantung dalam bentuk tes tertulis atau tes lisan yang secara konvensional digunakan di lembaga pendidikan, tetapi juga menggunakan berbagai bentuk assessment lain seperti assemen kinerja dan assemen potofolio. Pendek kata alternative assessment merupakan suatu bentuk assesmen hasil belajar yang merupakan alternatif dari bentuk assessmen yang secara konvensional dilakukan di lembaga pendidikan, terutama tes kertas dan pencil.
            Authentic assessment (penilaian yang sesungguhnya - dilakukan secara utuh) adalah suatu assesemn hasil belajar yang menuntut siswa dapat menunjukkan hasil belajar berupa kemampuan dalam kehidupan nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau hanya diperoleh di dalam kelas, tidak dikenal dalam dunia nyata kehidupan sehar-hari. Dalam pelaksanaan ini senadainya seorang membelajarkan mahasiswa tentang penelitian, bukan hanya siswa dinilai bagaimana cara-cara melakukan penelitian tetapi juga bagaiamana membuat proposal dan bahkan praktik penelitian.
            Portofoloio assessment merupakan suatu assessmen hasil belajar yang didasarkan pada kumpulan hasil belajar mahasiswa dari waktu ke waktu, atau yang merupakan koleksi contoh-contoh hasil kerja mahasiswa, yang menyajikan prestasi mahasiswa. Assessement Portofolio merupakan assemen yang merupakan kumpulan hasil karya mahasiswa yang disusun secara sistematik yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar dan kemajuan yang dilakukan siswa dalam jangka waktu tertentu.
            Portofolio sebagai alat untuk assesmen hasil belajar mahasiswa haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
·        memiliki kreteria penilaian yang jelas
·        Informasi dapat diperoleh dari semua orang yang kenal baik terhadap mahasiswa: dosen, teman sekelas, anggota team teaching dan sebagainya.
·        Portofolio dapat berbentuk: karangan, hasil lukisan, skor tes, foto hasil karya, experimen dan sebagainya.
·        harus senantiasi ditingkatkan dari waktu-ke waktu berdasarkan hasil karya yang memenuhi kreteria
·        Portofolio harus terbuka bagi semaua orang yang membutuhkan iformasi langsung tentang prestasi seorang mahasiswa.

Prinsip utama assesmen  portofolio:
1.     Koleksi: mahasiswa mengumpulakn hasil-hasil karyanya yang dapat dismpan dalam folder, box atau file
2.     Seleksi: kumpulan hasil kerja itu diseleksi dalam rangka upaya penyempurnaan
3.     Rfleksi: mahasiswa memberikan penilaian kembali terhadap hasil kerjanya sehingga ia akan tahu kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya dari tugas yang dilaksanakannya.

            Pentingnya seorang dosen mehamai assemen:
1.     mendiagnosis kelebihan dan kelemahan mahasiswa
2.     memonitor kemajuan belajar mahasiswa
3.     memberikan grade kepada mahasiswa
4.     proses evaluasi dosen
5.     akurasi perumusan dan pencapaian tujuan.

Kegunaan assessmen diterapkan dalam penilaian pembelajaran:
1.     Diagnostik
2.     memeilihara catatan hasil belajar
3.     umpan balik dalam kinerja
4.     sertifikasi
5.     Seleksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar