Rabu, 13 April 2011

Soal untuk mahasiswa S1 Paud semester 6


Kerjakan soal berikut:
  1. Uraikan bagaimana konsep kreativitas itu
  2. Jelaskan teori-teori yang mendasari kreativitas
  3. Mengapa kreativitas itu penting dalam kehidupan individu
  4. Bagaimana mengukur kreativitas individu
  5. Uraikan bagaimana mengembangkan kreativitas anak
  6. Jelaskan apa kreteria individu itu kreatif

Jawaban dikumpulkan paling lambat hari senin jam 08.30

Senin, 11 April 2011

Hakekat Instrumentasi dalam layanan BK

                                                             


Bimbingan dan konseling merupakan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan membantu pengembangan diri manusia. Untuk membantu pengembangan diri profesi ini memerlukan alat ungkap diri yaitu dengan menggunakan instrumen. Apa hakekat instrumen dalam pekerjaan  bimbingan dan konseling??? 
1. Hakekat instrumen pengumpulan data dalam konseling adalah alat bantu sahih dan terpercaya untuk mengumpulkan data yang dipergunakan guna mendukung akuntabilitas konseling. Spektrum instrumen itu sangat luas, mencakup instrumentasi tes dan non tes.
2. Peran instrumentasi terkait erat dengan setiap unsur hakekat konseling yaitu penaksiran, diagnosisi, dan rencana terapi
3. Tes standarisasi dalam perspekstif konseling digunakan untuk mendukung akuntabilitas baik dalam penaksiran, diagnosis, dan rencana terapi
B. Pengertian Tes
Istilah tes telah sedemikian populernya di Indonesia. Boleh dikatakan setiap orang pernah mendengar, membicarakan, atau bahkan mengalami pengukuran suatu tes dalam situasi dan keperluan yang berbeda. Tetapi apakah sebenarnya tes itu? Kiranya tidak banyak orang yang dapat menjelaskan secara baik dan lengkap.
Bila dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain dari sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subyek melakukan tugasnya.
Penjelasan ini mungkin terlalu sederhana, karena pada kenyataannya tidak sembarang kumpulan pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan suatu alat tes. Banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar pertanyaan itu dapat dinamai suatu alat tes.
Anne Anastasi (1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya adalah suatu pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku. Brown (1976) mengatakan bahwa tes adalah suatu prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Nampaknya Brown menganggap bahwa ciri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.
Definisi yang lebih lengkap dapat dikutipkan langsung dari pendapat Cronbach yang dikemukakan dalam bukunya Essentials of psychological Testing, yaitu: “….a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970).
Kesimpulan pengertian tes, antara lain:
1.Tes adalah prosedur yang sistematis, artinya (a) item-item dalam tes disusun dengan cara dan aturan tertentu, (b) prosedur administrasi dan pemberian angka (skoring) tes harus jelas dan dispesifikasikan secara terperinci, dan (c) setiap orang yang mengambil tes tersebut harus mendapat item-item yang sama dan dalam kondisi yang sebanding.
2.Tes yang berisi sampel perilaku, artinya (a) betapapun panjangnya suatu tes isi yang tercangkup didalamnya tidak akan lebih dari seluruh item yang mungkin ada, dan (b) kelayakan suatu tes tergantung pada sejauh mana item-item di dalam tes itu mewakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang diukur.
3.Tes mengukur perilaku, artinya item-item dalam tes menghendaki subyek agar menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang telah dipelajari subyek dengan cara menjawab item-item atau mengerjakan tugas-tugas yang dikehendaki oleh tes.
Sedangkan beberapa hal yang tidak tercangkup dalam batasan tes adalah:
1.Tes tidak memberi spesifikasi formatnya, artinya tes dapat disusun dalam berbagai bentuk dan tipe sesuai dengan tujuan dan maksud diadakannya tes.
2.Tes tidak membatasi isi yang dapat dicangkupnya, artinya tes dapat melakukan fungsi ukur terhadap hasil belajar, abilitas, kamampuan khusus atau bakat, intelegensi, dan sebagainya sesuai dengan untuk apa tes itu dibuat.
3.Subyek yang dikenai tes tidak selalu perlu dan harus tahu kalau ia sedang dikenai suatu tes, lebih lanjut, subyek tidak selalu perlu tahu aspek psikologis apa yang sedang diukur dari dirinya.


C. Tes dan pengukuran
Istilah test dalam pengukuran sering digunakan secara bergantian, tyler mengatakan bahwa pengukuran adalah pemberian angka berdasrkan suatu aturan tertentu
Ciri pokok pengukuran : Adanya proses pembandingan. Artinya mengukur adalah membandingkan atribut yang hendak di ukur dengan alat ukurnya secara deskriptif, atau menyatakan hasil ukur secara kuantitatif hanya dengan satuan / besaran ukurannya saja tanpa memberikan penilaian kualitatif.
C. Pengertian Tes Psikologi
Tes Psikologi (Psikotes) atau Psychology Test adalah sebuah tes yang diadakan dengan tujuan mengetahui tingkat kecakapan kejiwaan (mental) seseorang dalam bidang-bidang tertentu. Bidang tertentu tersebut berkaitan erat dengan dunia pekerjaan dan dunia pendidikan.
Dalam dunia pekerjaan (karir), tes psikologi lazim dipakai sebagai tes standar penerimaan karyawan baru, tes penempatan karyawan, serta tes kenaikan jabatan karyawan. Bahkan sistem penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil juga telah menggunakan tes psikologi sebagai salah satu jenis soal yang diujikan. Tes psikologi untuk CPNS ini meliputi tiga jenis psikotes. Yakni tes skala kematangan, tes pengetahuan umum dan tes bakat skolastik (tes potensi akademik).
Dalam bidang pendidikan, tes psikologi lazim dipakai untuk membantu mengetahui bakat serta kelebihan anak. Dengan mengetahui bakat dan kelebihan anak, maka orangtua maupun guru dapat memberikan metode pendidikan paling tepat sekaligus mengarahkannya menekuni bakat terbaiknya. Tes psikologi ini juga sangat membantu seorang siswa untuk memilih jurusan studi perguruan tinggi yang paling diminati dan paling optimal baginya berdasarkan bakat yang dimiliki.
D. Klasifikasi test
• Tes yang mengukur performansi maksimum.
Tes ini dirancang untuk mengerjakan apa yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia mampu melakukannya. Ciri cirinya : stimulus nya terstruktur dan jelas tujuannya. Subjek tau betul arah jawaban yang di kehendaki. Jawaban subjek di pilih sebagai jawaban benar/salah, petunjuk pengerjaannya sederhana, cara pemberian skornya seringkali di beritahukan pada subjek. waktu pengerjaannya di batasi. Contoh test intelegensi, bakat, prestasi belajar, potensi akademik
• Tes yang mengukur performasi tipical
Tes ini dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku individu ketika berada dalam situasi situasi tertentu. Cirinya : stimulusnya ambigu, memungkinkan untuk di interpretasikan secara subjektif, subjek tidak mengetahui arah jawaban yang diarahkan, jawaban subjek tidak di pilih sbg benar dan salah, cara scoring nya tidak di beritahukan . Contoh tes minat, sikap sosial dan kecenderungan kepribadian, motivasi dsb
• Tes prestasi belajar
Tes ini dibedakan dengan test kemampuan lain bila di lihat dari tujuannya. Tujuannya : mengungkat keberhasilan seseorang dalam belajar. Tujuan ini membawa konsekuensi bahwa dalam konstruksinya selalu mengacu pada program belajar yang dituangkan dalam silabus materi pelajaran. Mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan bahan / materi yang di ajarkan.

Fungsi test prestasi belajar :
• Fungsi penempatan : Penggunaan hasil test prestasi belajar untuk klasifikasi individu ke dalam bidang / jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang telah di perlihatkannya.
• Fungsi formatif : untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah di capai di capai oleh siswa dalam suatu program pelajaran
• Fungsi diagnostik : untuk mendiagnosis kesukaran kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan siswa yang di apat di perbaiki segera.
• fungsi sumatif : untuk memperoleh informasi tetntang penguasaan pelajarn yang telah di rencanakan sebelumnya, dalam suatu program pelajaran untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut, atau apakah siswa dinyatakan dapat melanjutkan kejenjang lebih tinggi
E. Persyaratan alat tes
• Standarisasi — norma
• Objektifitas
• Reliabilitas
• Validitas
F. Konsep dasar dan metodologis tes psikologi :
• Angka kasar ( raw score ) tidak bermakna -> diberi makna berdasar norma
Norma :
o Tingkat perkembangan yang dicapai : mental age, skala ordinal, grade equivalent
o Posisi relatif dalam kelompok tertentu : persentile, standard score, deviasi IQ
• Relativitas norma :
o Interpretasi skor tes harus mengacu pada alat test yang digunakan
o Norma tes tidak absolut, universal atau permanen
Perlu membandingkan skor dari tes yang berbeda atau membuat norma subkelompok / local

Tugas:
1. jelaskan hakekat tes dalam konseling
2. Jelaskan pengertian tes, pengukuran, evaluasi dan tes psikologis
3. Jelaskan pengertian tes psikologi
4. Jelaskan klasifikasi tes
5. Jelaskan fungsi tes sesuai klasifikasi tes